20+ Pola Kumpulan Puisi Pendekar Kemerdekaan Penyemangat Jiwa

Halo, selamat tiba di portal dunia suka-suka, daerah untuk mencari informasi dan gudangnya referensi. Setelah sebelumnya saya membagikan rujukan puisi perihal kerinduan, pada kesempatan kali ini saya akan kembali membagikan puisi dengan tema puisi kemerdekaan.



Puisi Kemerdekaan


 daerah untuk mencari informasi dan gudangnya rujukan 20+ Contoh Kumpulan Puisi Pahlawan Kemerdekaan Penyemangat Jiwa

jitunews.com


Alhamdulillah Indonesia termasuk negara yang merdeka, itu merupakan sebuah kenikmatan yang harus kita syukuri. Karena tanpa adanya kemerdekaan suatu bangsa tidak akan bisa berbuat apa apa. Bangsa yang tidak merdeka hanya akan menjadi jongos dari negara yang berkuasa. Sama ibarat indonesia dulu yang menjadi jongos Belanda dan Jepang.


Tidak terbayang bagaimana kalau indonesia tidak merdeka hingga sekarang. Pasti indonesia tidak akan seenak sekarang, indonesia tak akan sejaya ini dan semaju ini. Yang ada hanya peperangan, kematian, perbudakan, dan pemaksaan.


Anak anak tak bisa bersekolah, kita tidak memiliki hak asasi. Hidup kita juga akan jauh dari kata tenang dan tentram. Dengan puisi perihal kemerdekaan kita sudah menghargai dan mengapresiasi kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia


Baca juga 45+ Kumpulan Contoh Puisi Ibu, Sahabat, Sedih, Galau, Lama


Contoh Puisi Kemerdekaan 1


Ditanah ini kita dilahirkan

Ditanah ini kita menghirup udara penuh kesejukan

Ditanah ini kita disediakan air untuk minum

Ditanah ini kita disuguhkan melimpahnya kekayaan alam


Tidaklah kita berontak melihat penjajahan bangsa

Atas mengatasnamakan kebebasan bertopeng

Reformasi..

Harta kita dijarah, kehormatan kita terinjak

Akankah kau membisu melihat semua ini?

Untuk indonesia tercinta, mari kita perjuangkan

Hak kemerdekaan kita


Untuk berdiri ditanah air Indonesia

Menjaga kemerdekaan untuk tetap merdeka

Untuk kesejahteraan bangsa

Untuk Indonesia yang lebih berkarya

NKRI HARGA MATI!


Contoh Puisi Kemerdekaan 2


Bukan begini negriku dulu

Semua penuh asap dan debu

Sebapan mengeluarkan peluru

Dengan bunyi yang bergemuruh


Jeritan terdengar tanpa henti

Suara tangisan diseluruh penjuru bumi

Sungguh tak kuasa membayangkan hati ini

Jika ketika itu kuhadir bersaksi


Para pendekar berjuang tanpa lelah

Berkorban tanpa keluh kesah

Iri hati ini terhadap mereka

Melihat semangat dalam doa


Kini..

Negriku hening dan indah

Tangis berubah tawa

Jeritan berubah canda


Damai Indonesiaku

Pejuang pahlawanku


Kemerdekaan ini


Created by : Rayhandi


Kemerdekaan ini ialah usaha

Usaha tanpa mengalah para pahlawan


Kemerdekaan ini ialah keringat

Yang setia mencucur ruah hingga habis


Kemerdekaan ini ialah lelah

Lelah yang setia menghantu


Kemerdekaan ini ialah darah

Karena berjuta liter darah raib untuk kemerdekaan, tergadai


Kemerdekaan ini ialah nyawa

Karena di Indonesia ini beratus ratus

Tahun silam nyawa melayang


Semuanya untuk Indonesia

Semuanya untuk senyum anak Indonesia

Semuanya untuk masa depan Indonesia

Yang lebih cerah..


Veteran


NKRI harga mati

Banyak dari mereka terabaikan kemudian mati

Dulu gagah mengawal amunisi

Sekarang sengsara dijalan mencari nasi


Indonesia mereka perjuangkan

Dengan senjata ala kadarnya

Sampai hilang lengan, kaki

Keluargapun lenyap


Tapi mereka tak diperjuangkan

Mengemis nasib pada negri, tanah tak punya

Rumah sewa, air bayar, listrik tak ada, gelap..


Apakah Indonesia merdeka?

Kenapa hingga ketika ini kami masih berjuang katanya


Contoh Puisi Kemerdekaan 5


Aku sadari tak ada sempurna

Namun, bukankah ketidaksempurnaan

Yang menciptakan kita butuh orang lain ada


Aku mengerti setiap orang punya kelebihan

Dan kekurangan

Tapi itu semua bukan untuk dijadikan perdebatan


Aku tahu semua ingin yang terbaik

Untuk itulah harusnya saling bersikap baik


Banyak sisi masih rapuh

Banyak proses masih harus ditempuh

Daripada mencari siapa yang salah

Kenapa tak sama-sama berbenah


Dia ada buruknya

Kamu ada celanya

Aku banyak salahnya

Terimalah..

Saling membangunlah

Jangan hanya bisa menghina

Lebih baik mari saling membina


Ini bangsa kita..

Ini negara kita..

Ini tanah air kita..

Tempat ayah, ibu, kakek, nenek,

Dan para pendahulu kita

Juga daerah kita bersama

Indonesia kita

Rumah kita


Kalau bukan kita yang menjaga

Kalau bukan kita yang memelihara

Apakah rela tak punya rumah?

Apakah akan kehilangan rumah


Indonesia kita

Semoga kita bisa menjaga dan

Membuatnya jaya serta sejahtera

Dengan menyaudara


Karena Indonesia itu kita

Karena kita Indonesia


Contoh Puisi Kemerdekaan 6


Created by : Riyadh


72 tahun merdeka..

Bagiku masih belum pantas dikatakan “jaya”

Sedangkan negara sebelah..

Yang 20 tahun lebih muda, sudah bisa berkeletah


Apakah daya, para penguasanya saja tak amanah

Apa payahnya menggoyangkan lidah

Mereka tertawa seakan negri ini tak akan musnah

Ditambah jiwa rakyatnya yang sudah tak berarwah


Sungguh jiwa ini meredut melihat derita akut

Diceritakan 350 tahun dilanda kemeletut

Tetapi seakan lara itu masih berdenyut

Memang, pelan-pelan kondisi ini menghanyutkan


Duhai orang yang merasa memimpin negri ini

Berikan kami “Merdeka” yang terealisasi

Buka sekedar janji-janji yang

Seperti aksesori


Saya disini hanya menganotasi

Yang juga siap membantu

Dan menyanggupi

Bersama jutaan orang berfusi

Mewujudkan Indonesia yang berdikari


Padamu Indonesia


Created by : Sahid Tabah Riyanto


72 tahun sudah sang saka merah putih

Berkibar dengan gagahnya

Ditiang-tiang keinginan yang menyatu teguh

Di tanah persatuan pertiwi ini


Jutaan jiwa rela berkorban demi

Mencapai satu kata “merdeka”

Sudahkah kita membalas jasa

Para petangguh negri tercinta ini?


Jawabnya ada pada kita sebagai penerus bangsa

Melaju atau terpaku

Padamu Indonesiaku, saya mengabdikan ragaku


Perjuangan Merah Putih


Created by : Depra


Hembusan nafas mulai memanas

Ketika penjajah mulai memberontak

Derasnya keringatmu menjadi bukti

Perjuangan untuk ibu pertiwi

Seolah tak lepas dalam setiap detikmu


Dengan jasamu kita merdeka

Mengepak sayapmu melesat ke langit

Berkatmu Indonesia jaya

Menembus zaman hingga canggih


17 Agustus terus berjalan

Terungkap kenangan setiap nadimu

Terbanglah Indonesia

Menembus langit dunia


Tanah Airku Indonesia


Created by: Erliana


Tujuh puluh dua tahun lalu

Nama mu dikumandangka

Diseluruh pelosok negri

Proklamasimu bergetar

Cucuran darah merah berganti air mata kemengan

Teriakan merdeka, tak henti lagi

Namamu berkobar dalam jiwa

Sejarahmu menempel dalam dada


Tak henti usaha hingga di sini

Kini saatnya para cowok bangun

Bangun untuk meneruskan

Tak lagi memakai bambu runcing

Tapi budi dan budi luhur


Tanah airku Indonesia

Tak kan lekang oleh waktu

Tak kan sirna oleh masa

Berkibarlah merah putihmu

Kumandangkan Indonesia rayamu


Tanah airku Indonesia..

Kau ialah janji-janjiku

Mengalahkan dunia dengan idiologimu

Indonesiaku, kau tulang rusukku

Dalam darahku mengalir cinta untukmu

Merdeka! Merdeka! Merdeka!


Terimakasih Pahlawanku


Created by : Agung Pratama K.


Hari ini kita berdiri..

Menolak lupa sang pembela..

Mengenang tetesan darah

Demi membela ibu pertiwi


Kini raga itu tlah tiada

Namun, jiwa masih tetap berkobar

Dalam merah darah

Serta tulang putih nan suci


72 tahun sudah..

Negri ini terbebas dari asap dan debu

Suara senapan tak terdengar lagi

Tangis pun berkembang menjadi tawa


Wahai anak cucu generasi bangsa..

Hargailah arti kemerdekaan

Karena usaha pahlawan

Tak semudah membalikkan telapak tangan


Terimakasih pahlawanku..

Merdeka!


Menatap Merah Putih


Created by : Sapardi Djoko Damono


Menatap merah putih

Melambai dan menari-nari diangkasa


Kibarannya telah banyak menelan korban

Nyawa dan harta benda


Berkibarnya merah putih

Yang menjulang tinggi diangkasa


Selalu teriring senandung lagu Indonesi Raya

Dan tetesan air mata

Dulu, ketika masa usaha pergerakan kemerdekaan

Untuk mengibarkan merah putih

Harus diawali dengan pertumpahan darah


Pejuang yang tak pernah merasa lelah

Untuk berteriak : Merdeka!


Menatap

Merah putih ialah perlawanan melawan angkara murka

Membinasakan penindas dari negri tercinta

Indonesia


Menatap

Merah putih ialah bergolaknya darah

Demi membela kebenaran dan azazi manusia

Menumpas segala penjajahan

Di atas bumi pertiwi


Menatap

Merah putih ialah kebebasan

Yang musti dijaga dan dibela

Kibarannya di angkasa raya


Berkibarlah terus merah putihku

Dalam kemenangan dan kedamaian


Contoh Puisi Kemerdekaan 12


Pagi belum saja usai

Tapi gemuruh perihal negri ini sudah dimulai

Ditandai sorak sorai dan parade pawai

Dan jutaan merah putih berkibar begitu ramai


Jiwa ini bergetar

Saat menatap sang pusaka tinggi berkibar

Bersama lagu kebangsaan yang ku banggakan

Lantang menggelegar

Merobohkan jiwa yang liar

Membelah pagar air mata yang kuanggap kekar


Merah putih

Yang berdiri tegak dari jutaan jiwa yang merintih

Perih dalam gigih

Yang suci dalam genggaman jiwa-jiwa yang bersih

Merah putih

Berkibar meski ia tertindih

Karna pejuang kejayaan 45 yang tetap perkasa

Meski mereka tersisih


Entah jiwa seketika berair mata

Ku lihat terang wajah-wajah bermahkota

Yang sibuk tertawa dan membuta

Menganggap merah putih hanyalah mainan balita

Tak lebih penting dari berebut tahta


Merah putih membumi nusantara

Saatnya para pembual lantang berbicara

Menyumpal membisu pejuang gres dengan banyak sekali cara

Menjual omong kosong dalam wawancara


Pagi belum saja usai

Tapi entahlah hati ini mulai begitu resah

Haruskah esok merah putihku musnah tanpa dijajah

Terenggut habis dari ambisi para penjarah


Berkibarlah bendera negriku

Jiwa jiwa setia akan tetap memelukmu

Takkan membiarkanmu pudar terhapus waktu

Tetaplah memerah bersama darah

Yang membelamu

Dan tetaplah putih bersama jiwa suci yang menjagamu


Maafku Indonesiaku


Created by : Amalia Najichah


Ingin kutegakkan tiang rindu padamu

Tapi saya tidak ikut berpikir untuk kemerdekaan kita

Aku malu..


Ingin kukepalkan tanganku ke langit dan berucap merdeka!

Tapi saya tak pernah mengambil alih pasukan untuk maju

Menerjang berlari kencang menembus maya maya mereka

Yang telah binal manjajah kita

Aku malu..


Ingin kualihkan pandanganku padamu sang maha suci merah putih

Seraya mengangkat kelima jemariku setinggi kepala

Tapi saya belum juga berhasil mengingat-ingat usaha mereka

Yang tak pernah meminta apa-apa demi kemerdekaan

Aku malu..


Dan saya sungguh teramat hina melihat mereka-mereka

Deretan para cowok berjas mahasiswa

Berseru-seru untuk menegakkan negara baru

Ditanah air tercinta ini


Sebab apa mereka begitu?

Bukankah dulu mereka pernah berseragam merah putih

Dan bersenandung Indonesia raya merdeka-merdeka

Hiduplah Indonesia raya

Sebab apa?


Maafkan saya Indonesiaku, saya tak tahu


Tetap Merdeka


Created by : Nila Munasari


Tak ada kata bosan mengenal Indonesia

Aku berkali kali jatuh cinta kepada merah putihnya

Kepada negri yang katanya setengah potongan surga


Negri yang kini hampir tua

Negri yang kaya akan alamnya

Ribuan pulau, tumbuhan dan unik bermacam-macam macam sukunya


Tak heran

Ada jutaan pendekar rela bekunjung demi

Membentangkan merah putih

Merah putih bukan sekedar hadiah

Segalanya lahir dari jerih payah

Dari darah infeksi yang sudah tumpah

Menyelamatkan penjajahan yang entah berantah


Merah putih

Tetaplah berdiri ditiang empat lima

Tetaplah merdeka

Diatas panggung bangsa


Meski bambumu kini tak lagi runcing

Kainmu kini hampir mengering

Tetaplah merdeka

Meski banyak maling republik bedansa


Tetaplah merdeka

Meski banyak tuan-tuan melantunkan Indonesia raya

Tapi haus pajak-pajak bangsa

Tetaplah merdeka

Meski banyak penyakit yang menyulap derita


Tujuh puluh dua tahun sudah

Adzan berkumandang di pendengaran Indonesia

Merdeka bukan sekedar angka

Merdeka bukan sekedar pusaka

Merdeka bukan sekedar bahasa

Merdeka bukan sekedar budaya

Merdeka bukan sekedar busana

Merdeka bukan sekedar nama

Merdeka bukan sekedar mantra


Merdeka ialah merdeka

Mengubah cedera jadi senjata

Mengubah celaka jadi niscaya

Mengubah romusa jadi merah putih yang berkibar

Membara


Tetaplah merdeka

Sampai samudra tamat menggemakan suaranya

Tetaplah merdeka

Sampai merdeka tak lagi butuh air mata


Sekali

Merdeka

Tetap

Merdeka


Merdeka!!


Di Usia Tujuh Puluh Dua


Created by : Tito A.


Berkas senja semakin memerah

Di antara belahan rambut memutih

Di usiamu yang tujuh puluh dua

Akan tiba yang dinanti


Marah untuk segala yang gundah

Lirih untuk segala yang ringkih

Diusiamu yang tujuh puluh dua

Akan tiba yang dinanti


Lara yang telah kentara

Dilucuti oleh tepi tepi belati

Di usiamu yang tujuh puluh dua

Akan tiba yang dinanti


Kamu balasannya akan berbicara

Memanggil satu, dua, dan bunyi


Jayalah Selalu Negriku


Tercium semerbak harum anyir bunga bangsa

Terbawa hembusan angin yang mulai bercerita

Tentang sebuah kisah usaha masa yang silam

Tentang para pendekar bangsa yang gugur di medan laga


Berjuang tiada pernah mengenal kata menyerah

Dengan penuh keberanian dan tulusnya jiwa

Tumpahkan darah demi nusa dan bangsa

Demi kemerdekaan dan bebasnya negri tercinta


Wahai para sahabat satu nusa satu bangsa

Nyalakan dan kobarkan semangat ksatria yang ada

Membangun diri dan taklukan segala ego yang ada

Tetap terus bersatu untuk utuhnya NKRI


Karena ketika ini pun perjuangnan masih tetap terus menanti

Bersama setiap kata membangun negri ini

Untuk nyatakan kepada selutuh dunia

Indonesia ialah negara yan selalu jaya


Contoh Puisi Kemerdekaan 17


Merah..

Berlambang keberanian

Tekad kobaran api

Menghanguskan penjajah


Putih..

Niat yang ikhlas

Memilik hati bersih

Bersih jiwanya


Warna itu bersatu..

Membangkitkan jiwa ksatria

Membendung persatuan

Mengedepankan rasa syukur


Dan tak lupa burung kebangsaan

Pengingat kemerdekaan

Merangkul semua perbedaan

Inilah Bhineka Tunggal Ika


Akhir Mimpi


Created by : Rina Ardila


Tanah ini begitu murni

Sebab kondusif dari kedamaian yang sepi

Rentakan tanah menyaksikan seluruh kekuatan

Keraguan tak pernah ada dalam jiwa sang pejuang


Awan.. bumi.. dan matahari tak pernah hilang

Membelai sang pemimpi

Tetesan tetesan air yang jatuh ke pipi tak merubah

Lukisan menjadi gambaran

Manakala burung bernyanyi menjadi seruling hentakan gendang


Dibalik kokohnya tiang tinggi

Ada dasar yang bertanya apa simpulan semua ini

Jeratan waktu mulai berganti

Perlahan memberi sebuah mimpi

Pertarungan terus berlari

Dan inilah bukti mimpi yang takkan pernah kembali


Pra Proklamasi


Created by : Retno Ningrum


Demi lambang suci di mata samudera

Rela membuncah laksana luka pejuang

Getir aroma muda bergelora

Pasrah tertawan karang


Perjuangan belum usai

Kalangan muda terbakar diri

Mendesak bebasnya negri

Memikul tandu-tandu janji


Sebab yang dinanti

Mimbar tinggi sebait proklamasi

Saka merah putih pada tiang-tiang tinggi

Yang awet dalam darah dan nadi


Rindu Serdadu Dulu


Created by : Retno Ningrum


Tapak tapak serdaduku

Menggetarkan musuh

Melangkah maju

Beradu ricuh

Beda-


Ini bukan era empat lima

Lantas dimana?

Semburat upaya juang

Pemuda berani usang

Berdarah murni

Dari pelosok negri

Tak sanggup kutemui

Secerca kobaran api

Lagi-


Pahlawan Tak Dikenal


Setahun yang kemudian dia terbaring

Tetapi bukan tidur, sayang

Sebuah peluru lingkaran didadanya

Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang


Dia tidak ingin bilamana dia datang

Kedua tangannya memeluk senapan

Dia tidak tahu untuk siapa dia datang

Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang


Wajah sunyi setengah tengadah

Menangkap sepi padang senja

Dunia tambah beku di tengah derap dan bunyi merdu

Dia masih sangat muda


Hari itu 10 November, hujanpun mulai turun

Orang-orang ingin kembali memandangnya

Sambil merangkai karangan bunga

Tapi yang tampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya


Sepuluh tahun yang kemudian dia terbaring

Tapi bukan tidur, sayang

Sebuah peluru lingkaran didadanya

Senyum bekunya mau berkata : saya sangat muda


Merebut Indonesia


Created by : Afiani Gobel


Sampai hari ini saya ada disebuah negri

Yang hukumnya sangat saya ingin percayai

Karena dari tanah dan airnya

Atas izin Allah saya dinafkahi

Dengan nikmat hujan dan panasnya saya dilimpahi


Dalam sibukku berjibaku

Mendidik muridku satu demi satu

Atas nilai yang ku yakini harus baku

Benar yang adil bagi setiap manusia

Dari bangsaku


Dan manusia-manusia diatas kursi-kursi istana Indonesia

Belakangan bicara kuasa dengan membolak-balik logika

Merobek-robek asa hingga abi dibakarnya

Menoreh makar yang mewaraskan orang-orang gila

Ini negeri apa?

Masihkah ia disebut Indonesia


Dan saya ini guru..

Enggan turut bisu

Negeri ini membutuhkanmu, duhai guru

Membuka mata para binaanmu

Siswa siswi.. Mahasiswa mahasiswi

Dalam asuhanmu

Mereka harus jadi penggalan dari makarmu


Ajarkan mereka apa yang semestinya mereka baca

Pahamkan perihal apa yang harus ditulisnya

Dan minta mereka menghitung langkah-langkah

Kecil mereka demi merebut Indonesia


Rebut negara..

Dari tangan-tangan pendusta

Rebut bangsa..

Dari kuasa para penggerogot nilai luhurnya

Rebut tanah air kita..

Dari belenggu penjajahan logika

Rebut Indonesia

Dari penista dan pengkhianat yang

Masih bisa tertawa


Setidaknya para guru..

Mungkin di menuanya kita,

Daya telah terkikis sempurna

Namun tetap rebut Indonesia

Dari para bangsat penjual tanah lahir kita


Puisi untuk Pahlawan Kemerdekaan


Tanpa jasa-jasa dari pahlawan, kita tidak bisa mencicipi kemerdekaan. Untuk itu kita sebagai bangsa Indonesia sudah seharusnya menghormati dan mengenang jasa-jasa ia para pahlawan. Salah satu upaya mengenang jasa-jasa ia bisa dengan melalui puisi. Berikut sudah kami rangkum kumpulan puisi pendekar yang bisa kau gunakan ketika perayaan hari pendekar atau HUT RI.


Karena kau memaksaku

Bertahan atau mati

Dengan mengirim ratusan Bom

Yang engkau ledakkan di kepalaku

Aku terpaksa membela diri



Pesawat militermu jatuh

Di tusuk bambu runcingku

Semangat perdukaanmu runtuh

Kandas di Batu-batu cadas

Kota Surabaya yang panas


Untukmu Pahlawan Indonesiaku


Demi negri…

Engkau korbankan waktumu

Demi bangsa…

Rela kau taruhkan nyawamu

Maut menghadang di depan

Kau bilang itu hiburan



Tampak raut wajahmu

Tak segelintir rasa takut

Semangat membara di jiwamu

Taklukkan mereka penghalang negri



Hari-hari mu di warnai

Pembunuhan dan pembantaian

Dan dihiasi Bunga-bunga api

Mengalir sungai darah di sekitarmu

Bahkan tak jarang mata air darah itu

Yang muncul dari tubuhmu

Namun tak dapat…

Runtuhkan tebing semangat juangmu



Bambu runcing yang setia menemanimu

Kaki telanjang yang tak beralas

Pakaian dengan seribu wangian

Basah di tubuh keringpun di badan

Yang kini menghantarkan indonesia

Kedalam istana kemerdekaan


Puisi Kepahlawanan – Pupus Raga Hilang Nyawa


Napak tilas para pendekar bangsa

Berkibar dalam syair sang saka

Berkobar dalam puisi indonesia

Untuk meraih Cita-cita merdeka



Napak tilas anak bangsa

Bersatu dalam semangat jiwa

Bergema di jagat nusantara

Untuk meraih prestasi dan karya



Merdeka…

Kata yang penuh dengan makna

Bertahta dalam raga pejuang bangsa

Bermandikan darah dan air mata



Merdeka…

Perjuangan tanpa pamrih untuk republik tercinta

Menggelora di garis khatulistiwa

Memberi kejayaan bangsa sepanjang masa



Merdeka…

Harta yang tak ternilai harganya

Menjadi pemicu pemimpin bangsa

Untuk tampil di Era dunia


Puisi Pahlawan – Pengorbanan


Mengucur deras keringat

Membasahi tubuh yang terikat

Membawa angan jauh entah kemana

Bagaikan pungguk merindukan bulan

Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan



Pagi yang menjadi malam

Bulan yang menjadi tahun

Sekian lama telah menanti

Dirinya tak jua lepas



Andai saya sang Ksatria

Aku pasti menyelamatkanya

Namun semua hanya mimpi

Dirinyalah yang harus berusaha

Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi

(Puisi Karya Siti Halimah)


Di Balik Seruan Pahlawan


Kabut…

Dalam kenangan pergolakan pertiwi

Mendung…

Bertandakah hujan deras

Membanjiri rasa yang haus kemerdekaan

Dia yang semua yang ada menunggu keputusan Sakral



Serbu…

Merdeka atau mati Allahu Akbar

Titahmu terdengar kian merasuk dalam jiwa

Dalam serbuan bambu runcing menyatu

Engkau teruskan Menyebut Ayat-ayat suci

Engkau teriakkan semangat juang demi negri

Engkau relakan terkasih menahan tepaan belati

Untuk ibu pertiwi



Kini kau lihat…

Merah hitam tanah kelahiranmu

Pertumpahan darah para penjajah keji

Gemelutmu tak kunjung sia

Lindunganya selalu di hatimu

Untuk kemerdekaan Indonesia Abadi

(Puisi Karya Zshara Aurora)


Untuk Pahlawan Negriku


Untuk negriku…

Hancur lebing tulang belulang

Berlumur darah sekujur tubuh

Bermandi keringat penyejuk hati



Ku rela demi tanah airku

Sangsaka merah berani

Putih nan suci

Melambai-lambai di tiup angin

Air mata bercucuran sambil menganjungkan do’a

Untuk pendekar negri

Berpijak berdebu pasir

Berderai kasih hanya untuk pendekar jagat raya

Hanya jasamu yang bisa ku lihat

Hanya jasamu yang bisa ku kenang

Tubuhmu hancur lebur hilang entah kemana

Demi darahmu…

Demi tulangmu…

Aku perjuangkan negriku

Ini Indonesiaku


Puisi – Pahlawanku


Pahlawanku…

Bagaimana Ku bisa

Membalas Jasa-jasamu

Yang telah kau berikan untuk bumi pertiwi



Haruskah saya turun ke medan perang

Haruskah saya mandi berlumuran darah

Haruskah saya tersusuk pisau belati penjajah

Aku tak tahu cara untuk membalas Jasa-jasamu



Engkau relakan nyawamu

Demi suatu kemerdekaan yang mungkin

Tak bisa kau raih dengan tanganmu sendiri

Pahlawanku engkaulah bunga bangsa

(Puisi Karya Rezha Hidayat)


Puisi Perjuangan – Indonesiaku Kini


Negaraku cinta indonesia

Nasibmu kini menderita

Rakyatmu kini sengsara

Pemimpin yang tidak bijaksana

Apakah pantas memimpin negara

Yang kondusif sentosa



Indonesiaku tumpah darahku

Apakah belum bangun dan terjaga

Pemimpin yang kita bangga

Apakah rasa kepemimpinan itu,

Masih tersimpan di nurani

Dan tertinggal di lubuk hati



Rakyat membutuhkanmu

Seorang khalifatur Rasyidin

Yang setia dalam memimpin

Yang menyantuni fakir miskin

Mengasihi anak yatim



Kami mengharapkan pemimpin

Yang sholeh dan solehah

Menggantikan kiprah Rasulullah

Seorang pemimpin Ummah

Yang bersifat Siddiq dan Fatanah



Andai saya menemukan

Seorang pemimpin dunia

Seorang pemimpin negara dan agama

Seorang pemimpin Indonesia ku tercinta

Allah maha mengetahui dan yang mengetahuinya

(Puisi Karya Awaliya Nur Ramadhana)


Pemuda Untuk perubahan


Indonesiaku menangis

Bahkan Tercabik-cabik

Dengan hebatnya pengusaanya sang korupsi

Tak peduli rakyat menangis



Kesejahteraan jadi Angan-angan

Keadilan hanyalah Khayalan

Kemerdekaan telah terjajah

Yang tinggal hanya kebodohan



Indonesiaku, Indonesia kita bersama

Jangan hanya tinggal membisu kawan

Mari kita bersatu ambil peranan

Sebagai cowok untuk perubahan

(Puisi Karya Ananda Rezky Wibowo)


Nah, itu tadi sedikit sharing dari saya perihal kumpulan pola puisi kemerdekaan dan pendekar untuk kalian yang sedang mencari rujukan perihal puisi kemerdekaan. Puisi mana yang berdasarkan kalian sanggup menambahkan semangat nasionalisme? Silahkan berikan komentarmu. Marilah kita senantiasa bersama menjaga keutuhan NKRI dan selalu menumbuhkan jiwa patriot di dalam diri kita, salam hormat dari admin, MERDEKA!!


Semoga bermanfaat bagi kalian para pembaca. Dukungan kalian sangat kuat dalam kemajuan website ini. Share artikel ini kalau sekiranya sanggup membantu orang yang sedang membutuhkan. Jangan lupa untuk selalu mampir di portal dunia suka-suka ?


0 Response to "20+ Pola Kumpulan Puisi Pendekar Kemerdekaan Penyemangat Jiwa"

Posting Komentar