Bacaan Niat Puasa Syawal Lengkap Dengan Tata Cara, Ketentuan Dan Keutamannya

Tanggal 1 syawal merupakan hari ditetapkannya Idul Fitri dimana seluruh umat muslim merayakan hari kemenagannya sehabis satu bulan penuh berpuasa menahan lapar, dahaga, dan menahan nafsu pada ketika Bulan Ramadhan. Momen lebaran juga dijadikan sebagai ajang untuk saling bermaaf-maafan satu sama lain. Setelah menjalankan ibadah puasa pada Bulan Ramadhan umat muslim sanggup melanjutkannya dengan puasa Syawal.


Puasa syawal ialah puasa yang dijalankan pada Bulan Syawal selama 6 hari sehabis hari raya Idul Fitri  Hari ini, Rabu 12 Juni 2019 sudah memasuki hari kedelapan bulan syawal 1440 Hijriyah, dimana masih ada waktu kurang lebih 21 hari sebelum bulan Syawal berganti ke bulan selanjutnya


Mumpung masih ada waktu yang tidak mengecewakan panjang mari kita sempatkan untuk melaksanakan salah satu sunah nabi yaitu Puasa syawal lantaran ganjaran orang yang menjalankan puasa sunah syawal itu menyerupai orang yang berpuasa selama setahun penuh.


مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ


“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan lalu berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa menyerupai setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164).


Nah sebelum melaksanakannya alangkah baiknya untuk mempelajari ilmunya terlebih dahulu semoga ibadah yang kita lakukan diterima oleh Allah S.W.T dan mendapat ganjaran sesuai hadist yang disebutkan diatas. Yuk pelajari bersama niat, tata cara, ketentuan dan keutamaan puasa syawal.



Bacaan Niat Puasa Syawal


Namanya juga niat tentunya dilakukan sebelum ibadah tersebut dilakukan. Niat puasa sunah syawal sanggup kalian baca ketika hendak akan memulai puasa sunah syawal. Berikut ini ialah bacaan niat puasa syawal


نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى


“Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.


Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari lantaran Allah SWT.”


Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa semenjak subuh.


Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Syawal pada siang hari.


Berikut ini lafalnya :


نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى


“Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.


Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal hari ini lantaran Allah SWT.”


Tata cara Pelaksanaan Puasa Syawal


Tata cara puasa sunah syawal sama menyerupai pelaksanaan puasa pada umumnya, diantaranya :


1. Melafalkan Niat


Sebelum melaksanakan sesuatu harus didasari dengan niat terlebih dahulu termasuk ketika hendak melaksanakan ibadah puasa sunah syawal.


2. Makan Sahur


Ketika hendak melaksanakan ibadah puasa kita dianjurkan untuk sahur terlebih dahulu selain supaya berpengaruh menjalankan ibadah puasa hingga magrib nanti sahur juga merupakan sunah yang dianjurkan Rasul.


3. Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa


ketika sedang melaksanakan ibadah puasa hendaknya senantiasa untuk menahan dari makan, minum dan menjaga diri dari hal-hal yang sanggup membatalkan ibadah puasa semenjak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari atau hingga pada waktu buka puasa datang yakni ketika Magrib


4. Berbuka Puasa


Ketika waktu berbuka telah datang disunahkan untuk menyegerakannya gres sehabis itu dilanjutkan dengan melaksanakan ibadah shalat magrib. Jangan lupa ketika akan berbuka puasa untuk berdoa terlebih dahulu. Ada beberapa versi bacaan doa buka puasa


Doa pertama


Terdapat sebuah hadits shahih wacana doa berbuka puasa, yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,


ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ


Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah-ed.”


“Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jikalau Allah menghendaki.” (Hadits shahih, Riwayat Abu Daud [2/306, nomor 2357] dan selainnya; lihat Shahih al-Jami’: 4/209, nomor 4678)


Periwayat hadits ialah Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma. Pada awal hadits terdapat redaksi, “Abdullah bin Umar berkata, ‘Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka puasa, ia mengucapkan ….‘”


Yang dimaksud dengan إذا أفطر ialah sehabis makan atau minum yang membuktikan bahwa orang yang berpuasa tersebut telah “membatalkan” puasanya (berbuka puasa) pada waktunya (waktu berbuka).


Oleh lantaran itu doa ini tidak dibaca sebelum makan atau minum ketika berbuka.


Sebelum makan tetap membaca basmalah, ucapan “bismillah” sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,


إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ


“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan,


Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”. (HR Abu Daud nomor 3767 dan At Tirmidzi nomor 1858. At Tirmidzi menyampaikan hadits tersebut hasan shahih. Syaikh Al Albani menyampaikan bahwa hadits tersebut shahih)


Doa kedua:


Adapun doa yang lain yang merupakan atsar dari perkataan Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma adalah,


اَللَّهُمَّ إنِّي أَسْألُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ، أنْ تَغْفِرَ لِيْ


Allahumma inni as-aluka bi rohmatikal latii wasi’at kulla syain an taghfirolii-ed


[Ya Allah, saya memohon rahmatmu yang mencakup segala sesuatu, yang dengannya engkau mengampuni aku] (HR Ibnu Majah: 1/557, nomor 1753; dinilai hasan oleh al-Hafizh dalam takhrij ia untuk kitab al-Adzkar; lihat Syarah al-Adzkar: 4/342).


Ketentuan Puasa Sunah Syawal


1. Ketentuan pelaksanaan haruskah 6 hari berturut-turut


Bukan suatu syarat yang wajib bahwa pelaksanaan puasa sunah syawal itu harus dilakukan secara 6 hari berurutan. Anda sanggup melakukannya dengan berurutan atau secara terpisah selama masih dalam kurun waktu bulan syawal. Namun alangkah lebih baik jikalau dilakukan sesegera mungkin dan tidak menunda-nundanya lantaran Allah berfirman


فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ


“Berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS. Al-Maidah: 48)


وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ


“Dan bersegeralah kau kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada nirwana yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133)


Nabi Musa AS berkata:


وَعَجِلْتُ إِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضَى


“Dan saya bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, semoga supaya Engkau ridha (kepadaku).” (QS. Thaha: 84)


2. Bolehkah berpuasa syawal ketika belum membayar hutang puasa ramadhan


Berikut ini kau paparkan klarifikasi balasan dari Ust. Ammi Nur B, Dewan Pembina konsultasi Syariah


Pertama yang berkaitan dengan puasa wajib ramadhan, puasa sunah ada 2 jenisnya


Puasa yang berkaitan dengan puasa Ramadhan teladan puasa yang semacam ini yaitu puasa sunah bulan syawal, menurut hadist


مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ


“Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadan, lalu dia ikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka dia menyerupai berpuasa selama setahun.” (HR. Ahmad 23533, Muslim 1164, Turmudzi 759, dan yang lainnya).


Kemudian puasa sunah yang tidak berkaitan dengan bulan Ramadhan misalnya ialah : puasa arafah, puasa asyura, puasa ayyamul bidh, dll.


Kedua, untuk puasa sunah yang dikaitkan dengan puasa Ramadhan hanya sanggup dilaksanakan ketika puasa ramadhan telah dilaksanan secara tepat artinya telah menjalankan puasa selama 30 hari karena. lantaran redaksi yang ada pada hadist diatas menyatakan


“Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadan, lalu …,”


Sementara orang yang mempunyai utang puasa ramadhan belum sanggup dikatakan sebagai orang yang telah melaksanakan puasa ramadhan. Karena itu orang yang mempunyai utang puasa ramadhan lalu ingin melaksanakan ibadah puasa sunah syawal dianjurkan untuk melunasi seluruh hutang puasa yang dimilikinya gres lalu sanggup melaksanakan ibadah puasa sunah syawal.


Fatwa Imam Ibnu Utsaimin wacana perempuan yang mempunyai utang puasa ramadhan, sementara dia ingin puasa sunah syawal,


إذا كان على المرأة قضاء من رمضان فإنها لا تصوم الستة أيام من شوال إلا بعد القضاء ، ذلك لأن النبي صلى الله عليه وسلم يقول : ( من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال ) ومن عليها قضاء من رمضان لم تكن صامت رمضان فلا يحصل لها ثواب الأيام الست إلا بعد أن تنتهي من القضاء


Jika seorang perempuan mempunyai utang puasa ramadhan, maka dia dihentikan puasa sunah syawal kecuali sehabis selesai qadha.


Yang perlu diperhatikan lagi ialah niat puasa sunah Syawal tidak sanggup digabungkan dengan niat qadha puasa ramadhan alasannya ialah puasa syawal gres boleh dilaksanakan ketika telah selesai menjalankan puasa ramadhan secara sempurna


Keutamaan Puasa Syawal 1440


Seperti yang sudah diriwayatkan rasul pada hadist yang telah kami paparkan tadi yakni orang yang berpuasa ramadhan lalu dilanjutkan dengan menjalankan 6 hari puasa pada bulan syawal itu ganjarannya sama menyerupai orang yang melaksanakan puasa satu tahun penuh. Nah, kenapa puasa sunah syawal sanggup dikatakan mendapat ganjaran menyerupai orang yang berpuasa selama satu tahun penuh ?


Mari kita lihat pada hadits Tsauban berikut ini,


عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا) »


Dari Tsauban, bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda,


“Barangsiapa berpuasa enam hari di bulan Syawal sehabis Idul Fithri, maka ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh. Karena siapa saja yang melaksanakan kebaikan, maka akan dibalas sepuluh kebaikan semisal.” (HR. Ibnu Majah no. 1715. Al Hafizh Abu Thohir menyampaikan bahwa hadits ini shahih).


Disebutkan bahwa setiap kebaikan akan dibalas minimal dengan sepuluh kebaikan yang semisal.


Ini menyampaikan bahwa puasa Ramadhan sebulan penuh akan dibalas dengan 10 bulan kebaikan puasa.

Sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal akan dibalas minimal dengan 60 hari (2 bulan) kebaikan puasa.


Jika dijumlah, seseorang sama saja melaksanakan puasa 10 bulan + 2 bulan sama dengan 12 bulan.


Itulah mengapa orang yang melaksanakan puasa sunah Syawal sanggup mendapat ganjaran puasa setahun penuh.


Nah demikian tadi klarifikasi seputar ibadah puasa sunah syawal. Kini anda sudah mengetahui ilmu dan bagaimana tata cara menjalankan ibadah puasa sunah syawal. Semoga bermanfaat dan sanggup menambah wawasan dan ilmu pengetahuan anda sekalian. Selamat menjalankan ibadah puasa sunah syawal..


 


0 Response to "Bacaan Niat Puasa Syawal Lengkap Dengan Tata Cara, Ketentuan Dan Keutamannya"

Posting Komentar