Akhir-akhir ini nama Fiersa Besari mulai dikenal oleh banyak terutama dari kalangan para remaja. Fiersa Besari merupakan seorang musisi indie asal Bandung. Dia aktif bermusik sebagai vokalis indie post rock Climacteric hingga akibatnya bisa mengeluarkan sebuah album yang berjudul ’11:11′ (2012) dan berlanjut dua album berikutnya yakni “tempat saya pulan”, dan ” Konspirasi alam dan Semesta”. Banyak kata kata fiersa besari yang ia curahkan melalui karya-karyanya sukses menciptakan para penikmat karyanya menjadi baper alasannya yaitu kata kata yang begitu puitis.
Selain menjadi seorang musisi dan vokalis grup band laki-laki kelahiran 3 Maret ini juga aktif menulis dan telah menerbitkan 5 buku yang melejit dan sukses masuk kedalam jajaran buku best seller, salah satu karyanya yang cukup populer dan laku dibeli yaitu Garis Waktu (2016). Sejak buku ‘Garis Waktu’ diterbitkan oleh MediaKita (Agromedia Group), ia mantap berkiprah sebagai penulis. “Dari awal musik dulu, menulis itu bagi saya cuma senang-senang saja. Bukan jadi pembaca buku yang gila, tapi intensitas membaca saya sudah lebih baik dari dulu,” ujar Fiersa Besari. Buku lainnyanya yang tidak kalah anggun yaitu Konspirasi Alam Semesta ( 2017), Catatan Juang (2018), Arah Langkah (2018), dan Albuk 11:11 (2018)
Kata-kata yang digoreskan pendiri Komunitas Pecandu Buku itu bisa menghipnotis para penggemar dan pembaca setianya. Tak sembarang kata kata romantis, secara sederhana tulisannya membawa pesan yang lebih mendalam. Kata kata puitis yang menjadi ciri khas Fiersa Besari dalam mencurahkan keresahan dan isi hatinya kepada fans nya. Tak ayal pembaca yang membaca kata kata fiersa besari menjadi ikut baper.
Fiersa Besari juga merupakan seorang petualang. Melalui akun instagramnya @FiersaBesari ia kerap membagikan foto-foto pada ketika berkeliling Indonesia. Ia mengaku berpetualang sebagai ajang untuk mencari wangsit dalam menulis lagu.
Berikut kata kata fiersa besari yang sudah kami rangkum dari karya-karyanya.
Kata kata Fiersa Besari
1. “Ternyata, berdiri lebih pagi yaitu pembunuh gerutu. Karena kita punya waktu untuk secangkir kopi, setampuk lamunan, dan secarik rindu.” – Fiersa Besari
2. “Ternyata memang benar, ketika kebanggaan menciptakan seseorang besar kepala, ia tidak lagi gembira untuk mendapatkan saran.” – Fiersa Besari
3. “Nyatakan perasaan, hentikan penyesalan, maafkan kesalahan, tertawakan kenangan, kejar impian. Hidup terlalu singkat untuk digunakan meratap.” – Fiersa Besari
4. “Jangan cuma lihat senangnya, coba rasakan sedihnya. Hidup siapa pun tidak ada yang sempurna.” – Fiersa Besari
5. “Kadang, yang terindah tak diciptakan untuk dimiliki. Cukup dipandangi dari jauh, kemudian syukuri bahwa ia ada di sana untuk dikagumi dalam diam.” – Fiersa Besari
6. “Jangan ambil apa pun, termasuk foto. Jangan tinggalkan apa pun, termasuk jejak. Jangan buang apa pun, termasuk waktu,” ujar hutan pada insan yang tidak bisa menepati janjinya. – Fiersa Besari
7. “Dijaga, bukan dikekang. Dipeluk, bukan dicekik. Dipercayai, bukan dicurigai. Diperjuangkan, bukan dipaksakan.” – Fiersa Besari
8.”Bagi beberapa orang, move on tidak semudah itu. Ada pengalaman pahit dan trauma yang menciptakan seseorang enggan membuka hati untuk orang baru. Kita pernah mencicipi itu. Alangkah tidak baiknya memaksa seseorang move on kalau kita tidak tahu latar belakangnya.” – Fiersa Besari
9. “Mungkin, kita terlalu cerdik berpura-pura hingga kita lupa bahwa kita sedang berpura-pura. Dan akibatnya kepura-puraan tersebut kita anggap kebenaran.” – Fiersa Besari
10. “Tidak pernah terlalu pagi untuk berbahagia. Tidak pernah terlalu siang untuk memaafkan.” – Fiersa Besari
11. “Kita butuh empati, lebih dari penghakiman. Butuh menyebarkan pendapat, lebih dari penghukuman. Butuh solusi, lebih dari sekadar kritik dan makian. Karena, yang lebih menyedihkan dari melihat seseorang yang berbuat kesalahan, yaitu melihat orang-orang memaki seseorang yang berbuat kesalahan.” – Fiersa Besari
12. “Tidak perlu terlalu bergantung pada orang lain. Orang lain juga punya kepentingan masing-masing.” – Fiersa Besari
13. ““Perasaan” tidak pernah salah, tidak pernah bisa diatur. Cara menyikapi dan mengutarakannya yang menentukan apakah kita akan salah atau tidak.” – Fiersa Besari
14. “Menyalahkan ratifikasi orang lain itu mudah. Mengakui kesalahan sendiri itu yang sulit.” – Fiersa Besari
15. “Menolong orang tidak perlu diiming-imingi ‘Nanti sanggup pahala dan rezeki berlipat ganda’ Karena ketulusan tidak mengharapkan imbalan.” – Fiersa Besari
16. “Hujan dan gebetan itu mirip. Ada yang mengaku suka, tapi hanya memandangnya dari daerah duduk yang hangat, berkata-kata romantis tanpa pernah mau bersinggungan. Ada yang betulan suka, mengalahkan rasa tidak nyaman, pribadi berinteraksi dengannya meski berisiko sakit.” – Fiersa Besari
17. “Selalu ada hari gres untuk setiap napas. Selalu ada kesempatan gres untuk kembali tersenyum. Patah hati tidak harus selamanya, kan?” – Fiersa Besari
18. “Tunjukkan kegelapan dan saya bisa melihat cahaya. Tunjukkan semua keburukanmu dan saya masih bisa melihat kebaikan yang tersisa.” – Fiersa Besari
19. “Membenci dan mencemburui masa kemudian yaitu hal yang melelahkan. Kita takkan pernah bisa mengubahnya, kita hanya bisa berguru darinya.” – Fiersa Besari
20. “Apakah kota masih untuk manusia, kalau kita lahir, sekolah, kuliah, bekerja, lantas mati bagai robot yang tak mengerti alasan sesungguhnya kenapa diutus ke muka bumi?” – Fiersa Besari
21. “Tidak perlu pelit ilmu. Semua orang bisa memegang gitar yang sama, tidak semuanya akan memainkan lagu yang sama.” – Fiersa Besari
22. “Jangankan dipaksa melupakan, dipaksa tidur saja tidak enak.” – Fiersa Besari
23. “Kesalahan kebanyakan orang yaitu terlalu mempermasalahkan asal muasal yang berbeda, kemudian lupa menyamakan arah tujuan.” – Fiersa Besari
24. “Saya masih saya yang sama. Caramu menilai saja yang mungkin berbeda.” – Fiersa Besari
25. “Kau unik; satu-satunya di antara tujuh miliar manusia. Tidak perlu mengklasifikasikan sifatmu dalam batas zodiak atau golongan darah.” – Fiersa Besari
26. “Banyak-banyak baca buku. Agar tidak praktis mendapatkan informasi mentah-mentah.” – Fiersa Besari
27. “Jatuh cinta bagi beberapa orang: Saling menipu diri dengan profile picture penuh manipulasi.” – Fiersa Besari
28. “Cobaan bukan alasan untuk berhenti mencoba.” – Fiersa Besari
29. “Betapa banyak dari kita senang meributkan hal-hal kecil hingga terlupa akan gambaran besarnya.” – Fiersa Besari
30. “Semakin berpengaruh dirimu, semakin banyak yang ingin melemahkanmu. Semakin besar dirimu, semakin banyak yang ingin mengerdilkanmu. Semakin bebas dirimu, semakin banyak yang ingin mengekangmu. Semakin kau menjadi dirimu, semakin banyak yang ingin menjadi dirimu.” – Fiersa Besari
Quotes Baper Fiersa Besari
31. “Sebaik-baiknya cendera mata, bukanlah yang indah dipajang di lemari, melainkan yang indah dikenang di hati.” – Fiersa Besari
32. “Menurut saya, istilah “pelakor” yang berarti “perebut lelaki orang” terasa kurang tepat. Hati seseorang tidak bisa direbut kalau ia tidak ingin direbut. Selingkuh itu butuh persetujuan minimal dua orang.” – Fiersa Besari
33. “Enak atau tidaknya ucapan “selamat malam” dan “selamat pagi” itu tergantung siapa yang mengucapkan.” – Fiersa Besari
34. “Tidak perlu semuanya diceritakan pada dunia. Tetap sisakan misteri. Bukankah rasa ingin tau yang menciptakan mereka terus menggali lebih dalam tentangmu?” – Fiersa Besari
35. “Lebih baik memastikan biarpun menyakitkan, daripada selamanya bertahan dalam ketakutan.” – Fiersa Besari
36. “Hidup sanggup sangat mengecoh. Yang kita percaya bisa menikam dari belakang. Yang kita hindari malah bisa jadi penyelamat.” – Fiersa Besari
37. “Cara terburuk untuk patah hati yaitu dengan menyampaikan pada orang yang sudah menciptakan kita patah hati bahwa kita semenyedihkan itu. Jangan! Buktikan bahwa hidup kita lebih baik tanpa dia. Bekerja lebih keras, berkarya lebih banyak.” – Fiersa Besari
38. “Di dunia ini, ada yang kalau diselingkuhi akan pergi meski sakit, kemudian memulai hidup gres dengan orang lain. Ada juga yang kalau diselingkuhi akan membalas dendam dengan karya, kemudian sukses. Ada juga yang kalau diselingkuhi akan mencoba bunuh diri.” – Fiersa Besari
39. “Ternyata betul, semakin kita memandang segala sesuatu dengan negatif, semakin dunia memandang kita dengan negatif pula. Semakin kita menyebarkan kebaikan, semakin banyak pula kebaikan yang kita dapatkan. Teori ini tidak penah terlalu tua.” – Fiersa Besari
40. “Bertualang itu tidak harus selalu berpasangan, alasannya yaitu yang terpenting yaitu menjadi rumah untuk satu sama lain.” – Fiersa Besari
41. “Ada yang memandang ia yang angkuh menjulang. Ada yang menanti ia yang tak punya hati. Ada yang lupa bahwa jatuh cinta tidak diminta. Ada yang lupa bahwa rasa tidak bisa dipaksa.” – Fiersa Besari
42. “Mau dibungkam dengan cara apa pun, mau disudutkan dengan gosip apa pun, kebenaran tetaplah kebenaran. Ia akan hadir dengan caranya sendiri.” – Fiersa Besari
43. “Kalau tiap hari dipamerkan, mungkin ada baiknya mulai dipertanyakan: itu pasangan atau pajangan?” – Fiersa Besari
44. “Jangan hingga bekerja, tapi malah dikerjain. Bermanfaat, tapi malah dimanfaatin.” – Fiersa Besari
45. “Kalaupun harus gagal, setidaknya gagal dengan cepat dan tegas. Daripada berputar-putar, masuk friendzone, jadi teman curhat, menunggu ia putus, main kode, berusaha jujur, eh sudah begitu gagal-gagal juga.” – Fiersa Besari
46. “Manusia berevolusi dari bertanya “kamu udah punya pacar belum?” ke tidak bertanya dan lebih menentukan untuk stalking Instagram kemudian menyimpulkan seseorang sudah punya pacar atau belum dari ada atau tidak foto couple ber-caption romantis di feed-nya.” – Fiersa Besari
47. “Beberapa orang takut mengutarakan pendapat alasannya yaitu takut kehilangan pendapatan.” – Fiersa Besari
48.”Bahasa kita berbeda, agama kita berbeda, budaya kita berbeda, bukankah itu indah? Acungkan kepalmu, Kawan. Lawan ketidakadilan. Satukan semangat kita, anak semua bangsa.” – Fiersa Besari
49. “Ada yang bernapas tapi tidak bersyukur; merdeka tapi menentukan dipenjara; tersenyum tapi tidak bahagia; bernyawa tapi tidak benar-benar hidup.” – Fiersa Besari
50. “Semoga kekurangajarannya mengajarimu sesuatu.” – Fiersa Besari
51. “Kau tahu, kan, ada yang sepandai itu menebar pesona, memberi harapan, menciptakan caption yang seakan-akan untukmu, membuatmu senyum-senyum sendiri. Jangan senang dulu. Siapa tahu, ia mirip itu ke banyak orang.” – Fiersa Besari
52. “Perjuangan tidak melulu soal maju dan menyerang. Terkadang juga soal berdiri dan bertahan.” – Fiersa Besari
53. “Wahai yang berpasangan, tidak perlu mengejek yang sendirian. Yang sendirian belum tentu akan berpasangan. Tapi yang berpasangan suatu ketika nanti niscaya akan sendirian.” – Fiersa Besari
54. “Saya tidak baiklah dengan apa yang Anda katakan, tapi saya akan membela hingga mati hak Anda untuk menyampaikan itu,” kalimat milik Voltaire yang pas untuk menyikapi kartu kuning. Kita tidak harus sependapat, bukan berarti kita mesti menghadapi perbedaan pendapat dengan makian. – Fiersa Besari
55. “Biarlah ia mirip aku, mereka mirip mereka, atau siapa mirip siapa. Yang kutahu, kau mirip jodohku.” – Fiersa Besari
56. “Iya, tapi …,” yaitu bentuk baiklah untuk tidak setuju. – Fiersa Besari
57. “Kalau hingga rindu, saya tidak akan bilang-bilang, saya akan datang. Tidak ada yang berat, selama hati kita masih erat.” – Fiersa Besari
58. “Tapi, sehebat-hebatnya pengkritik, takkan berani mengkritik pasangan yang sedang sensi. Percayalah, saya sudah mencoba, dan hasilnya buruk.” – Fiersa Besari
59. “Betapa menyedihkan melihat belum dewasa muda takut mengungkapkan pendapatnya pada orang-orang yang mereka idolakan, hanya alasannya yaitu takut idolanya marah, menyebarluaskan opini mereka, kemudian berujung memblokir. Padahal, kritik yaitu salah satu materi baku berkarya, bukan hanya sanjungan.” – Fiersa Besari
60. “Lebih baik bilang duluan, daripada keduluan orang lain.” – Fiersa Besari
Kata kata Puitis Fiersa Besari
61. “Beberapa orang terpejam ketika melihat, terpenjara padahal merdeka, menunduk walau harusnya menengadah, mati meski masih bernapas.” – Fiersa Besari
62. “Sudah sama-sama dewasa, tidak lelah main kucing-kucingan?” – Fiersa Besari
63. “Manusia: Yang sendiri ingin berdua. Yang berdua ingin sendiri. Yang sendiri ingin berdua. Yang berdua ingin orang ketiga.” – Fiersa Besari
64. “Tak usah repot-repot menyisakan ruangan di hatimu untuk seseorang yang tidak mau menetap.” – Fiersa Besari
65. “Lain kali main ke hatimu, saya mau bawa spidol permanen supaya bisa menulis namaku di sana.” – Fiersa Besari
67. “Senyum saja. Tidak perlu banyak marah-marah. Nanti cepat tua. Daripada renta sendiri, lebih baik renta berdua bareng saya.” – Fiersa Besari
68. “Tidak semua yang makin berisi makin menunduk. Beberapa harus menengadah dan melawan.” – Fiersa Besari
69. “Perasaan tidak bisa dilarang-larang. Tapi, bukan berarti tidak bisa disikapi dengan bijaksana.” – Fiersa Besari
70. “Kita yaitu titik-titik kecil yang terkorelasi oleh Alam Semesta. Duka mereka, sedih kita. Sakit mereka, sakit kita. Doa mereka, doa kita.” – Fiersa Besari
71. “Kapan-kapan” yaitu “tidak akan” yang dihaluskan. – Fiersa Besari
72. “Mampukah kekasihmu setangguh aku? Menunggu tapi tak ditunggu. Bertahan tapi tak ditahan.” – Fiersa Besari
73. “Jangan hingga terlalu sibuk menghidupi diri sendiri hingga lupa caranya menikmati hidup sendiri.” – Fiersa Besari
74. “Hal yang paling menyebalkan dari petualangan adalah: sekali kau terkena racunnya, kau akan kecanduan. Kau akan mencari cara untuk kembali berkelana, meski harus menumpang mobil, tidur mengemper. Dan ketika kau tiba di destinasi impianmu, kau tahu semua pengorbanan itu sepadan.” – Fiersa Besari
75. “Padahal, berinteraksi itu sebetulnya mudah: lakukan sesuatu yang kalau orang lain lakukan padamu, kau takkan keberatan. Jangan lakukan sesuatu yang kalau orang lain lakukan padamu, kau akan murka dan kecewa.” – Fiersa Besari
76. “Tidak apa-apa mencoba, asal siap kecewa.” – Fiersa Besari
77. “Tidak ada pencinta alam senior atau junior. Semua sama di mata semesta; sama-sama harus mawas diri, sama-sama harus rendah hati.” – Fiersa Besari
78. “Ada insan yg senang mendengar hanya demi menunggu kesempatan untuk mematahkan pendapat orang lain. Ada insan yg senang diperhatikan tanpa tahu caranya memperhatikan. Ada insan yg senang menghakimi tanpa pernah mau mengerti sudut pandang orang lain.” – Fiersa Besari
79. “Lucu, kita membentuk rujukan pikir anak kecil biar tumbuh menjadi mirip kita. Padahal, belakang layar kita rindu menjadi anak kecil lagi.” – Fiersa Besari
80. “Tidak semua yang bersandar, berlabuh. Tidak semua yang singgah, betah.” – Fiersa Besari
Kata kata Bijak Fiersa Besari
81. “Dan saya hanya bisa menjadi pendosa, sementara engkau terus menjadi pendoa. Dan saya selalu sibuk dengan keakuanku, sementara kau selalu sibuk merindukanku.” – Fiersa Besari
82. “Kau boleh lari dari kenyataan, asalkan tahu jalan pulang. Pergi dengan kekanakan, pulang dengan pendewasaan.” – Fiersa Besari
83. “Dalam hidup ini, ada beberapa hal yang tidak ingin saya lakukan, tapi ketika sudah melakukannya, saya bisa sebahagia itu. Berenang bersama pari Manta yaitu salah satunya.” – Fiersa Besari
84. “Kalau hingga tenggelam, cari jalan untuk naik ke permukaan. Kembali bernapas, kemudian temukan daratan. Jangan hingga mengambang tak tentu arah.” – Fiersa Besari
85. “Kalau hingga tenggelam, cari jalan untuk naik ke permukaan. Kembali bernapas, kemudian temukan daratan. Jangan hingga mengambang tak tentu arah.” – Fiersa Besari
86. “Kematian tidak pernah ada bagi mereka yang tahu caranya menghargai ingatan.” – Fiersa Besari
87. “Kalau pacarmu terus-terusan kau bentuk menjadi sesuai imajinasimu; kau paksa ia menjadi apa yang kau mau; kau larang ia mengejar impiannya, bukankah lebih baik kau berpacaran dengan dirimu sendiri saja?” – Fiersa Besari
88. “Sehebat apa pun kau rasa profesimu, tidak ada yang istimewa. Kita semua sama-sama bernapas dan berdarah. Hari ini menggenggam kehidupan, esok mungkin menggenggam kematian.” – Fiersa Besari
89. “Kau tahu apa yang membedakan raja dengan pejuang? Raja sibuk mempertahankan tahta, bersabda, mengumpulkan rakyat dan membela diri seolah ia paling benar. Pejuang belakang layar menyerang, menjatuhkan sang raja dari singgasana. Jangan lupa, dalam catur, raja yaitu yang terlemah.” – Fiersa Besari
90. “Karenamu, saya mendefinisikan ulang kata “aku” menjadi tidak boleh egois, “kau” menjadi alasan untuk tetap melangkah, dan “kita” menjadi sesuatu yang harus diperjuangkan.” – Fiersa Besari
91. “Alat itu penting. Ilmu lebih penting.” – Fiersa Besari
92. “Sebuah pertemuan belum dewasa insan yang sedang kasmaran akan selalu terasa singkat, sepanjang apa pun waktu yang dihabiskan.” – Fiersa Besari
93. “Beberapa orang menganggap Sabtu dan Minggu yaitu hari kerja sementara lima hari lainnya untuk berlibur.” – Fiersa Besari
94. “Awal kita berbeda, paham kita berbeda, pemikiran kita berbeda, karya kita berbeda, rasa kita berbeda, kita berbeda, kemudian untuk apa kau memaksaku menjadi apa yang engkau mau? Tak perlu repot-repot. Aku telah tiba di titik kesadaran di mana hidupku yaitu milikku, bukan milikmu.” – Fiersa Besari
95. “Berani bertindak tapi tidak berani berpikir kritis sama saja dengan berjalan tapi tidak tahu ke mana harus mengambil belokan yang tepat.” – Fiersa Besari
96. “Tidak perlu menggali kalau tidak siap menghadapi.” – Fiersa Besari
97. “Hidup yaitu wacana hilang, datang, dan segala di antaranya.” – Fiersa Besari
98. “Orang besar, harus siap dikerdilkan. Orang hebat, harus siap dikucilkan. Orang berani, harus siap dibungkam. Orang benar, harus siap dibunuh. ” – Fiersa Besari
99. “Rendahkan hati, bukan rendahkan diri. Dikasihi, bukan dikasihani.” – Fiersa Besari
100. “Karena kita masih bernapas, semoga tidak lupa untuk bersyukur sebelum mengeluh, memberi sebelum meminta, berdoa sebelum berjuang.” – Fiersa Besari
101. “Kadang, kita terlalu banyak berpikir dan terlalu sedikit merasakan, sampai-sampai kita lupa kalau kebahagiaan itu dirasakan bukan dipikirkan.” – Fiersa Besari
102. “Seiring waktu, kita akan mengerti mana yang betulan baik dan mana yang sekadar pencitraan.” – Fiersa Besari
103. “Tidak usah memedulikan cibiran orang-orang. Nanti, pada masanya, mereka akan mengerti mengapa hati kita begitu keras kepala memperjuangkan.” – Fiersa Besari
104. “Meng-copast goresan pena idolamu tanpa mencantumkan namanya, itu bukan bentuk rasa kagum. Itu bentuk ingin menyerupai, gagal, kemudian menggunakan jalan pintas biar dibilang keren oleh orang lain.” – Fiersa Besari
105. “Setiap kesalahan yaitu bab dari proses, penanda di peta yang menyampaikan kita tidak boleh pergi ke mana. Jadi, untuk apa melupa?.” – Fiersa Besari
106. “Terlalu banyak pekerjaan. Terlalu sedikit waktu. Terlalu ada kau untuk diperjuangkan.” – Fiersa Besari
107. “Yang tiada, mungkin akan ada. Tapi, yang ada, niscaya akan tiada. Yang sendirian, mungkin akan bersama. Tapi, yang bersama, niscaya akan sendirian. Makara yang berpasangan tidak perlu merasa lebih baik dibanding yang jomblo. Karena toh, liang lahat pun tidak diciptakan untuk berdua.” – Fiersa Besari
108. “Kalau punya mesin waktu, saya ingin menghentikan waktu yang menciptakan keriput dan uban Ibu bertambah. Saya benci melihatnya menua.” – Fiersa Besari
109. “Terlalu cerdik menduga-duga, kemudian mundur alasannya yaitu berprasangka tanpa memastikan. Ternyata salah paham. Lantas menyesal.” – Fiersa Besari
110. “Selama belum bisa menghitung napas, semoga tidak lupa untuk bersyukur sebelum mengeluh; memberi sebelum meminta; berdoa sebelum berjuang.” – Fiersa Besari
111. “Terlalu memikirkan kebahagiaan orang lain; lupa mencicipi kebahagiaan sendiri.” – Fiersa Besari
112. “Menjadi seseorang terdidik bukan hanya wacana hafal mata pelajaran dan sanggup nilai anggun di kelas, melainkan juga perihal menggunakan ilmu yang dimiliki untuk kebaikan sesama.” – Fiersa Besari
113. “Catatan untuk diri sendiri: Tetap sebarkan kebaikan. Siapa tahu besok meninggal.” – Fiersa Besari
114. “Permasalahan dengan media umum adalah: kau terlalu meminta diperhatikan, sampai-sampai ketika perhatian dunia tidak mirip yang kau harapkan, kau malah sibuk menjelaskan apa-apa yang belum tentu orang lain ingin dengarkan. – Fiersa Besari
115. “Pada akibatnya kau akan tersadar, tidak apa-apa berwajah standar, asal bisa jadi daerah bersandar.” – Fiersa Besari
116. “Yang main-main tidak perlu dianggap serius. Yang tidak punya hati tidak perlu dimasukkan dalam hati. Yang tidak punya perasaan tidak perlu dibawa perasaan.” – Fiersa Besari
117. “Segala sesuatu di muka bumi, cepat atau lambat akan berakhir. Kita pakai jalur yang paling lambat saja, ya.” – Fiersa Besari
118. “Dulu, kau biasa melenguh di atasku. Kini, kau mahir mengeluh di sebelahnya. Ini bahagiamu?” – Fiersa Besari
119. “Tidak peduli ujungnya bakal sakit hati, memang sudah menjadi kebutuhan insan untuk jatuh hati. Sama mirip orang kenyang yang akan lapar lagi.” – Fiersa Besari
120. “Mengeluh sajalah, manusiawi. Tapi jangan lupa bersyukur alasannya yaitu masih bisa mengeluh.” – Fiersa Besari
121. “Pepatah berkata, “Lakukan hal yang kau sukai, sukai hal yang kau lakukan,” seolah hidup sesimpel itu. Padahal, ada banyak hal yang mesti kita lakukan, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, demi kebahagiaan keluarga dan orang-orang yang kita sayangi.” – Fiersa Besari
122. “Hidup yaitu perjalanan. Bahkan jejak yang terburuk pun berhak melangkah menuju kebaikan. Bahkan insan yang terbangsat pun berhak mendapatkan pengampunan.” – Fiersa Besari
123. “Twitter tidak bisa menenangkanmu dengan pelukan. Aku bisa.” – Fiersa Besari
124. “Dulu, saya selalu merasa, apa yang rusak, baiknya dibuang saja—termasuk hubungan. Sekarang, saya tahu, ada kalanya kita harus mencoba memperbaiki, perlahan. Prosesnya tidak selalu lancar. Seringkali mesti menemui jalan buntu. Tapi, bukankah usaha memang tidak mudah?” – Fiersa Besari
125. “Dunia maya terasa sesak, tanpa sempat memberi jarak. Banyak cuitan didukung sorak, tak sedikit pula dibilang norak. Apa pun itu selalu semarak. Tanpa sadar pemikiran kita mengerak, mengendap di otak tanpa pernah bergerak, berujung tak lebih dari seonggok berak.” – Fiersa Besari
Quotes Bijak Fiersa Besari
126. “Sudah memperhatikan, sudah menyapa, sudah ngobrol, sudah tanya-tanya, sudah janjian, sudah ketemuan, saya merasa cocok, eh ternyata tidak jadi . Dasar jual-beli online.” – Fiersa Besari
127. “Heran saya. Jadian sudah lama, dan enggak pernah pamer cinta-cintaan, disebut bucin. Lantas, Anda sendiri yang tiap malam senyum-senyum sendiri padahal cuma diberi harapan tanpa kepastian, disebut apa? Bucinhalu?” – Fiersa Besari
128. “Medsos yaitu media untuk menuangkan pemikiran dan perasaan. Kalau lagi ingin ngereceh, luapkan. Kalau lagi ingin cerita, bagikan. Tak perlu dipikirkan orang lain suka atau tidak. Simpel. Jangan lupa makan sayur dan berolahraga. Salat lima waktu dirikanlah. Karena hidup ini fana.” – Fiersa Besari
129. “Diam disangka tidak peduli. Giliran beropini dibilang baperan. Tidak membalas dibilang sombong. Giliran membalas disangka modus. Prasangka buruk memang lebih praktis tumbuh dibanding prasangka baik.” – Fiersa Besari
130. “Perjuangan bukan menyoal maju terus pantang mundur. Melainkan perihal maju, berhenti, atur strategi, maju lagi, mundur sedikit, cari jalan lain kalau jalan yang di depan buntu. Tidakkah kendaraan beroda empat pun akan menabrak kalau digas pol terus-terusan tanpa mengenal rem?” – Fiersa Besari
131.”Ya, namanya juga hidup. Apa yang dicita-citakan tidak selalu sejalan dengan kenyataan. Tapi, kita selalu mempunyai pilihan. Diam untuk meratapi bencana, atau bergerak untuk menyusun rencana.” – Fiersa Besari
132. “Bahasa digital minim intonasi, seringkali menciptakan salah persepsi. Yang berpikiran pendek akan praktis emosi. Padahal amarah yaitu refleksi, dengan apa hati kita terisi.” – Fiersa Besari
133. “Minta pin, ngobrol, ketemuan, jadi dekat, kemudian jadian. Pas bahagia, update status bijak. Pas marahan, ganti DP jadi hitam dan ganti nama jadi titik. Paling kesal dengan Broadcast. Paling sebal kalau di-ping. Tapi, semua tinggal kenangan. Terima kasih perjalanannya, BBM.” – Fiersa Besari
134. “Demokrasi dimulai dari hal sederhana. Mengganti, “Aku enggak suka kau keluar sama mereka,” jadi, “Aku percaya sama kamu, tolong dijaga. Jangan pulang terlalu malam. Kabari.” – Fiersa Besari
135. “Heran saya. Tiap segerombolan pemuda melihat cewek lewat di depan mereka, pribadi bisik-bisik, “Tuh, lihat. Bulet banget.” Ya, memangnya, apa yang Anda harapkan? Jajaran genjang?” – Fiersa Besari
136. “Jefri Nichol bisa mendapatkan hati netizen Twitter dengan six pack-nya. Nicholas Saputra bisa mendapatkan hati netizen Instagram dengan selfie-nya. Tapi saya yakin, cuma saya yang bisa mendapatkan hati ayahmu dengan pembuktian bahwa saya akan membahagiakan anaknya.” – Fiersa Besari
137. “Tiap kali kau susah bangun, ingin kubisikkan di telingamu, “Man Robbuka””. – Fiersa Besari
138. “Kurangi ngotot. Perbanyak ngaca. Kurangi bacot. Perbanyak baca.” – Fiersa Besari
139. “Kelakuanmu. Dijadikan materi gibah dosa, tak dijadikan materi gibah mubazir.” – Fiersa Besari
140. “Kita pernah muda, bodoh, dan tidak berani menyatakan rasa. Hingga akibatnya kau bertanya, “Lho, kenapa enggak bilang dari dulu?” ketika semuanya sudah terlambat.” – Fiersa Besari
141. “Ngaso sambil makan gorengan dan minum kopi kapal api yaitu sebenar-benarnya kenikmatan sesudah beres-beres rumah.” – Fiersa Besari
142. “Roda kehidupan berputar. Yang terbiasa diberi seruan pun kelak akan memberi undangan.” – Fiersa Besari
143. “Sebelum sukses: “Udah, nyerah aja. Karyamu jelek” . Setelah sukses: “Apaan sih? Bosen. Karyamu ada di mana-mana”. Kalau memang sudah dengki, mau kita mirip bagaimana juga, akan tetap dengki. Tidak apa-apa. Doakan saja cepat ketemu Tuhan. Amin.” – Fiersa Besari
144. “Hari Minggu beberapa tahun yg lalu: Aku main ke rumahmu, bertemu orang tuamu. Meski gugup, rasanya menyenangkan. Hari Minggu kali ini: Aku scroll timeline, melihat foto keluarga kecilmu yang bahagia, Aku menghela napas. Rasa benci dan perihnya sudah usang hilang. Kenangannya menetap.” – Fiersa Besari
145. “Kita boleh karam dalam euforia pesta demokrasi. Tapi jangan lupa, ketika pestanya selesai, banyak yg mesti dibereskan: pendidikan, kesejahteraan, hingga HAM. Ingat, siapa pun yg menang, membangun negeri yaitu kiprah bersama. Bukan dengan perpecahan, melainkan dengan persatuan.” – Fiersa Besari
146. “Janjian. Tidak perlu memberi tahu kalau sedang rindu. Malah menciptakan tidak fokus bekerja dan ingin cepat bertemu. Semisal pekerjaan sudah beres, saya pribadi ke sana saja. Nanti gantian, kau yang ke sini. Sementara waktu, saling mendoakan.” – Fiersa Besari
147. “Kau dengan duniamu saja. Biar saya dengan dunia saya. Tidak perlu saling saling memaksa suka hobi masing-masing. Nanti, kalau sudah waktunya bertemu, kita akan punya banyak hal untuk diceritakan, juga didengarkan. Tapi, selagi jauh, tolong jaga kepercayaan. Terima kasih.” – Fiersa Besari
148. “Jatuh hati, kurang menyenangkan kalau dilakukan sendirian.” – Fiersa Besari
149. “Seringkali, saya iri kepada mereka yang praktis sekali tertawa; yang sudah ketawa duluan sebelum beres cerita; yang ketika sudah beres cerita, ternyata tidak lucu.” – Fiersa Besari
150. “Persepsi kebenaran selalu berubah. Sains yg dulu dianggap sihir, sekarang digunakan sebagai landasan. Mentari yg dulu dianggap memutari bumi, ternyata merupakan sentra dari revolusi planet. Maka jangan heran kalau seseorang yg dulu menganggapmu selalu benar, sekarang bisa berbalik membencimu.” – Fiersa Besari
151. “Terima saja bahwa perbedaan tidak perlu disamakan, dan keberagaman bukan untuk diseragamkan.” – Fiersa Besari
152. “Cemberutmu yang merayu, rambutmu yang kedaluwarsa apek, obrolanmu yang tak fokus kudengarkan, tawamu yang adiktif, matamu yang bermetamorfosis bimasakti, genggamanmu yang menciptakan jantungku berlomba. Tolong kosongkan sampingmu, alasannya yaitu di sanalah tempatku pulang.” – Fiersa Besari
Nah itu tadi kumpulan kata kata fiersa besari yang sudah kami rangkum untuk kalian semua para pembaca setiap web kami. Kalian bisa menggunakan kata kata fiersa besari sebagai caption instagram, status Whatsapp, atau membagikan ke ig stories.
0 Response to "Quotes Bijak Kata Kata Fiersa Besari Bikin Baper"
Posting Komentar