Sejarah, Pengertian, Niat, Dalil dan Hikmah Puasa Sunah Tarwiyah dan Arafah di Bulan Dzulhijah-
Sejarah Puasa Sunah Tarwiyah dan Arafah di Bulan Dzulhijah
Dalam kalender Indonesia, Hari Senin yaitu tanggal 10 Dzulhijjah (Hari Raya Idul Adha) Sebelum memasuki tangggal 10 Dzulhijjah yakni tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah yaitu hari yang disunahkan untuk melaksanakan puasa. Puasa arafah 9 Dzulhijjah dan puasa tarwiyah 8 Dzulhijjah. Hal ini dilakukan guna memperingati dongeng ketaatan Nabiullah Ibrahim as dikala ia bermimpi menyembelih anaknya Nabiullah Ismail as.
Diriwayatkan Nabi Ibrahim yaitu seorang yang sangat taat ketepat pada perintah Allah SWT. Beliau sudah terbiasa melaksanakan ibadah dengan banyak sekali hewan kurban. Biasanya sempurna pada masa haji jaman beliau, ia rutin menyembelih 1000 ekor domba, 100 ekor sapi, dan 10 ekor unta. Kehebatan berkurbannya itulah yang mendatangkan decak kagum masyarakat kala itu. Sekali waktu terucap oleh beliau: "Kurban ibarat ini yaitu hal yang biasa bagiku, bila Allah perintahkan saya untuk menyembelih anakku niscaya saya akan lakukan".
Nabi Ismail yaitu keturunan nabi Ibrahim buah cinta pernikahannya dengan Siti Hajar. Anak yang sangat rupawan dan tampan sangat dicintai oleh Ibrahim as. Suatu dikala Nabi Ibrahim bermimpi ia diperintahkan untuk menyembelih Ismail kecil. Mimpi sempurna pada malam pertama tidak begitu ia hiraukan walaupun sudah mengusik hatinya. Malam kedua, ia kembali bermimpi diperintah untuk menyembelih anaknya. Kali ini ia mulai berfikir-fikir dan mengajak isteri dan anaknya untuk menyebarkan pendapat soal perintah Allah tersebut. Saat-saat dimana Ibrahim berpikir dalam kemelut dan kerinduan seorang nabi ketepat pada Allah inilah yang kita peringati dalam puasa tarwiyah yang artinya berfikir-fikir. Sebuah sikap suci, kejadian besar bagi seorang hamba mengatur, mengolah, mensinergikan cinta ketepat pada dunia menjadi bentuk cinta ketepat pada sang pencipta. Siti Hajar dan Ismail berkata dengan tulus tulus menekan segala cinta dunia, "kalau memang menyembelih Ismail yaitu perintah dariNya, maka harus dilaksanakan, tanpa ragu tanpa takut"
Keesokan harinya, Nabi Ibrahim kembali bermimpi diperintah untuk menyembelih anaknya. Jelaslah sudah, yakin dengan keyakinan yang besar lengan berkuasa bahwa mimpi itu yaitu perintah dari Allah dan bukan mimpi biasa. Saat-saat dimana Ibrahim as sudah mengenali dan yakin perintah menyembelih anaknya datangnya dari Allah itu sampai dikala ini diperingati oleh umat muslim dengan puasa sunah arafah yang artinya mengenali. Keyakinan dan hati yang tulus tulus dari seorang hamba beserta keluarga atas perintah Allah yaitu dikala suci yang khusus sanggup muncul dari rahmat dan kasih akung Ilahi.
Saat pelaksanaan kurban tiba dan Ismail siap hendak disembelih oleh Allah digantikanlah posisi Ismail dengan seekor qibas (domba) dari nirwana yang sangat gemuk, sehat dan cantik. Demikian sampai kini berkurban menjadi ibadah paling fenomenal disebapkan berkaitan dengan sejarah polemik batin seorang hamba Allah beserta keluarga yang sangat tulus tulus hatinya.
Diriwayatkan Nabi Ibrahim yaitu seorang yang sangat taat ketepat pada perintah Allah SWT. Beliau sudah terbiasa melaksanakan ibadah dengan banyak sekali hewan kurban. Biasanya sempurna pada masa haji jaman beliau, ia rutin menyembelih 1000 ekor domba, 100 ekor sapi, dan 10 ekor unta. Kehebatan berkurbannya itulah yang mendatangkan decak kagum masyarakat kala itu. Sekali waktu terucap oleh beliau: "Kurban ibarat ini yaitu hal yang biasa bagiku, bila Allah perintahkan saya untuk menyembelih anakku niscaya saya akan lakukan".
Baca juga : Nama nenek Nabi dan dongeng cinta Abdullah
Suatu pernyataan kehambaan seorang nabi ketepat pada Tuhannya, dan keikhlasannya untuk melaksanakan apapun demi perintah Allah.Nabi Ismail yaitu keturunan nabi Ibrahim buah cinta pernikahannya dengan Siti Hajar. Anak yang sangat rupawan dan tampan sangat dicintai oleh Ibrahim as. Suatu dikala Nabi Ibrahim bermimpi ia diperintahkan untuk menyembelih Ismail kecil. Mimpi sempurna pada malam pertama tidak begitu ia hiraukan walaupun sudah mengusik hatinya. Malam kedua, ia kembali bermimpi diperintah untuk menyembelih anaknya. Kali ini ia mulai berfikir-fikir dan mengajak isteri dan anaknya untuk menyebarkan pendapat soal perintah Allah tersebut. Saat-saat dimana Ibrahim berpikir dalam kemelut dan kerinduan seorang nabi ketepat pada Allah inilah yang kita peringati dalam puasa tarwiyah yang artinya berfikir-fikir. Sebuah sikap suci, kejadian besar bagi seorang hamba mengatur, mengolah, mensinergikan cinta ketepat pada dunia menjadi bentuk cinta ketepat pada sang pencipta. Siti Hajar dan Ismail berkata dengan tulus tulus menekan segala cinta dunia, "kalau memang menyembelih Ismail yaitu perintah dariNya, maka harus dilaksanakan, tanpa ragu tanpa takut"
Keesokan harinya, Nabi Ibrahim kembali bermimpi diperintah untuk menyembelih anaknya. Jelaslah sudah, yakin dengan keyakinan yang besar lengan berkuasa bahwa mimpi itu yaitu perintah dari Allah dan bukan mimpi biasa. Saat-saat dimana Ibrahim as sudah mengenali dan yakin perintah menyembelih anaknya datangnya dari Allah itu sampai dikala ini diperingati oleh umat muslim dengan puasa sunah arafah yang artinya mengenali. Keyakinan dan hati yang tulus tulus dari seorang hamba beserta keluarga atas perintah Allah yaitu dikala suci yang khusus sanggup muncul dari rahmat dan kasih akung Ilahi.
Saat pelaksanaan kurban tiba dan Ismail siap hendak disembelih oleh Allah digantikanlah posisi Ismail dengan seekor qibas (domba) dari nirwana yang sangat gemuk, sehat dan cantik. Demikian sampai kini berkurban menjadi ibadah paling fenomenal disebapkan berkaitan dengan sejarah polemik batin seorang hamba Allah beserta keluarga yang sangat tulus tulus hatinya.
Pengertian Puasa Sunah Tarwiyah dan Arafah di Bulan Dzulhijah
Puasa Arafah yaitu puasa yang dilaksanakan sempurna pada hari Arafah yakni sempurna pada tanggal 9 Dzulhijjah yaitu hari sempurna pada dikala jama’ah haji melaksanakan wukuf di sempurna padang Arafah.
Puasa Tarwiyah yaitu puasa yang dilaksanakan sempurna pada hari tarwiyah yakni 8 Dzulhijjah, hari sebelum hari wukuf.
Niat Puasa Sunah Tarwiyah dan Arafah di Bulan Dzulhijah
Niat Puasa Tarwiyah
نويت صوم ترويه سنة لله تعالى
NAWAITU SAUMA TARWIYAH SUNNATAN LILLAHI TA’ALAH
“ Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah disebapkan Allah ta’ala.”
Niat Puasa Arafah
نويت صوم عرفة سنة لله تعالى
NAWAITU SAUMA ARAFAH SUNNATAN LILLAHI TA’ALAH
“ Saya niat puasa Arafah , sunnah disebapkan Allah ta’ala.”
Baca juga : Pendidikan Agama untuk Anaka usia dini
Dalil Puasa Sunah Tarwiyah dan Arafah di Bulan Dzulhijah
Hadist tentang puasa Tarwiyah yaitu sebagai berikut.:
(12087 -) صوم يوم التروية كفارة سنة ، وصوم يوم عرفة كفارة سنتين.(أبو الشيخ في الثواب وابن النجار عن ابن عباس).Artinya: Puasa hari Tarwiyah menghapuskan dosa setahun, puasa hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun.
Hadist tersebut tercantum dalam kitab Kanzul Ummal, Jami’ Imam Suyuthi, diriwayatkan Ibnu Hibban dalam kitab Al-Tsawab. Para ulama menyampaikan bahwa hadist tersebut dlaif. Sebagian ulama menyampaikan ini hadist marfu’.
Hadist yang lain juga :
Hadist yang lain juga :
وَعَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { نَهَى عَنْ صَوْمِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ وَيَوْمِ عَرَفَةَ وَيَوْمِ النَّحْرِ وَأَيَّامِ التَّشْرِيقِ }Artinya: Rasulullah saw melarang puasa di hari Tarwiyah, Arafah, Hari Penyembelihan dan hari Tasyriq”.
Namun para ulama menyampaikan bahwa hadist ini berlaku bagi yang melaksanakan ibadah haji.
Beberapa kitab fiqh dari aneka macam mazhab menjelaskan disunnahkan puasa sunnah sempurna pada hari Tarwiyah. Hadist riwayat Ibnu Abbas ra berikut yaitu dalil terkuat yang dijadikan landasan disunnahkannya puasa hari Tarwiyah.
“ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله، من هذه الأيام العشر” رواه البخاري.Artinya: Tidak ada hari yang di dalamnya amal soleh lebih dicintai Allah kecuali sempurna pada sepuluh hari ini (maksudnya 10 hari bulan Dzul Hijjah). HR Bukhari.
Hadist lain:
وعن حفصة قالت: أربع لم يكن يدعهن رسول الله صلى الله عليه وسلم: صيام عاشوراء، والعشر، وثلاث أيام من كل شهر، والركعتين قبل الغداة رواه أحمد والنسائي.Artinya: Dari Hafsah ra : ada empat kasus yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah saw, yaitu puasa bulan hari Asyura (10 Muharram), (amal soleh) 10 hari pertama Dzul Hijjah, tiga hari setiap bulan dan dua rakaat sebelum pagi” h.r. Ahmad dan Nasai.
Berdasarkan hadist tersebut, cukup besar lengan berkuasa pendapat ulama yang menyampaikan bahwa disunnahkan puasa sempurna pada hari Tarwiyah.
Pendapat yang menyampaikan bahwa puasa Tarwiyah disunnahkan disebapkan termasuk amal saleh yang dianjurkan sempurna pada 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah. Sedangkan pendapat yang menyampaikan bahwa tidak disunnahkan secara khusus puasa sempurna pada hari Tarwiyah disebapkan melihat hadist di atas yang dlaif atau lemah. Ini juga terkembali sempurna pada problem sedikit berbeda pendapat mengenai apakah aturan memakai hadist dlaif.
Sebaiknya pengikut kedua pendapat tersebut saling menghargai disebapkan masing-masing memiliki landasan dalil yang diyakini.
Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda
Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) sanggup menghapuskan dosa setahun yang kemudian dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)
Imam Nawawi berkata, “Adapun aturan puasa Arafah berdasarkan Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah: disunnahkan puasa Arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah. Adapun orang yang sedang berhaji dan dikala itu berada di Arafah, berdasarkan Imam Syafi’ secara ringkas dan ini juga berdasarkan ulama Syafi’iyah bahwa disunnahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa disebapkan adanya hadits dari Ummul Fadhl.”
Adapun orang yang berhaji tidak disunnahkan untuk melaksanakan puasa Arafah.
Adapun orang yang berhaji tidak disunnahkan untuk melaksanakan puasa Arafah.
عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمٍ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ فَشَرِبَهُ“Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya sempurna pada hari Arafah tentang puasa Nabi SAW. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu ketepat pada beliau, ketika ia sedang berhenti di atas unta beliau, maka ia meminumnya.” (HR. Bukhari Muslim).
عَنْ مَيْمُونَةَ – رضى الله عنها – أَنَّ النَّاسَ شَكُّوا فِى صِيَامِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – يَوْمَ عَرَفَةَ ، فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِحِلاَبٍ وَهْوَ وَاقِفٌ فِى الْمَوْقِفِ ، فَشَرِبَ مِنْهُ ، وَالنَّاسُ يَنْظُرُونَ“Dari Maimunah RA, ia berkata bahwa orang-orang saling berdebat apakah Nabi SAW berpuasa sempurna pada hari Arafah. Lalu Maimunah mengirimkan sempurna pada ia satu wadah (mencakup susu) dan ia dalam keadaan bangkit (wukuf), lantas ia minum dan orang-orang pun menyaksikannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hikmah Puasa Sunah Tarwiyah dan Arafah di Bulan Dzulhijah
PUASA ARAFAH yaitu puasa sunnah yang dilaksanakan sempurna pada hari Arafah yakni tanggal 9 Dzulhijah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Adapun teknis pelaksanaannya ibarat dengan puasa-puasa lainnya.
Keutamaan puasa Arafah ini ibarat diriwayatkan dari Abu Qatadah Rahimahullah. Rasulullah SAW bersabda :
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضيةPuasa hari Arafah sanggup menghapuskan dosa dua tahun yang sudah lepas dan akan datang, dan puasa Assyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas. (HR. Muslim)
Sementara puasa Tarwiyah dilaksanakan sempurna pada hari Tarwiyah yakni sempurna pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini didasarkan sempurna pada satu redaksi hadits yang artinya bahwa Puasa sempurna pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa sempurna pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun. Dikatakan hadits ini dloif (kurang besar lengan berkuasa riwayatnya) namun para 'ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dloif sekalipun sebatas hadits itu diamalkan dalam kerangka fadla'ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan problem aqidah dan hukum.
Lagi pula hari-hari sempurna pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah yaitu hari-hari yang istimewa. Abnu Abbas r.a meriwayatkan Rasulullah s.a.w bersabda:
ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيءTidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari sempurna pada perbuatan baik yang dilakukan sempurna pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah! walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad sempurna pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid). (HR Bukhari)
Baca juga : Manusia sampah. apakah kita ttermasuk insan sampah ?
Puasa Arafah dan tarwiyah sangat dianjurkan untuk turut mencicipi nikmat yang sedang dirasakan oleh para jema'ah haji sedang menjalankan ibadah di tanah suci. Adapun keutamaan puasa sunah Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan Arofah (9 Dzulhijjah) bagi orang yang tidak melaksanakan ibadah haji berdasarkan beberapa hadist Nabi adalah:
1. Barang siapa yang menjalankan Puasa Tarwiyah akan dihapus dosa satu tahun silam yang sudah terlewati.
2. Sedangkan yang berpuasa di hari arofah akan dihapus dosa dua tahun (1 tahun kemudian dan 1 tahun yang akan datang)
3. Dan yang melaksanakan dua puasa ini akan dianugrahi oleh Allah SWT dengan 10 macam kemuliaan, yaitu:
a. Allah akan memberi keberkahan sempurna pada umumnya.
b. Allah akan menambah harta.
c. Allah akan menjamin kehidupan rumah tangganya.
d. Allah akan membersihkan dirinya dari segala dosa dan kesalahan yang sudah lalu.
e. Allah akan melipatgandakan amal dan ibadahnya.
f. Allah akan memudahkan kematiannya.
g. Allah akan menerangi kuburnya selama di alam Barzah.
h. Allah akan memberatkan timbangan amal baiknya di Padang Mahsyar.
i. Allah akan menyelamatkannya dari kejatuhan kedudukan di dunia ini.
j. Allah akan menaikkan martabatnya di sisi Allah SWT.
a. Allah akan memberi keberkahan sempurna pada umumnya.
b. Allah akan menambah harta.
c. Allah akan menjamin kehidupan rumah tangganya.
d. Allah akan membersihkan dirinya dari segala dosa dan kesalahan yang sudah lalu.
e. Allah akan melipatgandakan amal dan ibadahnya.
f. Allah akan memudahkan kematiannya.
g. Allah akan menerangi kuburnya selama di alam Barzah.
h. Allah akan memberatkan timbangan amal baiknya di Padang Mahsyar.
i. Allah akan menyelamatkannya dari kejatuhan kedudukan di dunia ini.
j. Allah akan menaikkan martabatnya di sisi Allah SWT.
Alangkah banyak keberkahan dan kebahagiaan yang Allah berikan bagi orang yang menjalankan puasa Tarwiyah dan Arofah. Semoga kita termasuk di dalamnya. Amin.
0 Response to "Sejarah, Pengertian, Niat, Dalil Dan Nasihat Puasa Sunah Tarwiyah Dan Arafah Di Bulan Dzulhijah"
Posting Komentar